Lomba Pembuatan Video Animasi Berbasis Power Point
Pembuatan Video Animasi dalam Rangka Hut KKG PAI Provinsi Jawa Tengah
"Selamat Menyambut Hari Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1443 H"
" اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ (Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad) “Ya Allah berikanlah shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan atas keluarga junjungan kita Nabi Muhammad SAW”" Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 / 1443 H
Seleksi Calon Guru Penggerak
Calon Guru Penggerak
Windows 10
Trik membuat windows 10 lebih cepat bekerja
Pendidikan Karakter
Dimensi Pendidikan Karakter
Friday, October 28, 2011
Alat Peraga Pembelajaran
26
Oct
sumber : guru pembaharu.comAlat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
- memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton
- Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat siswa belajar.
- menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
- memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
- melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.
- Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan
- Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas
- Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran
- Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
- Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan
- Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
- Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis
- Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar dalam menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam pelajaran sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis lainnya (wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu mengikuti dan melihat guru saat memberikan penjelasan. (www.tpamujahidin.com, 2009).
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras istilah-istilah sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok, mengadakan debat, mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan, penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran, menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses pengajaran menegaskan bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.
Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2009).
Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses. Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak (wikipedia, 2009).
Alat Peraga Pembelajaran
Tagged with: Alat Peraga
Alat
peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat
peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik.
Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan
kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
- memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton
- Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat siswa belajar.
- menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
- memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
- melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.
- Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan
- Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas
- Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran
- Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
- Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan
- Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
- Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis
- Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar dalam menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam pelajaran sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis lainnya (wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu mengikuti dan melihat guru saat memberikan penjelasan. (www.tpamujahidin.com, 2009).
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras istilah-istilah sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok, mengadakan debat, mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan, penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran, menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses pengajaran menegaskan bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.
Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2009).
Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses. Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak (wikipedia, 2009).
Berikut ini sekilas gambaran mengenai contoh-contoh alat peraga pembelajaran.
1. Bidang 2 dimensi
- Geografi, peta digital yang tersedia di internet. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut : http://maps.google.com/
(sumber: maps.google.com)
2. Bidang 3 dimensi
- Geografi, praktek pembuatan alat peraga tekanan udara. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut : http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2-no-2-mujahidin-agus.pdf
(sumber : jurnaljpi.files.wordpress.com)
-Matematika, dakon sebagai alat peraga pelajaran matematika
(sumber : http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/10/ketika-dakon-menjadi-alat-peraga.html)
-Berbagai bentuk bangun ruang sebagai alat peraga pelajaran matematika,
(sumber : www.wb8.itrademarket.com)
-Berbagai bentuk bangun ruang sebagai alat peraga pelajaran biologi
(sumber : www.wb8.itrademarket.com)
3. Animasi flash
- Biologi, penjelasan mengenai karakteristik enzim yang dibuat animasi. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut http://biologyinmotion.com/minilec/wrench.html
(sumber : www.biologyinmotion.com)
- Biologi, penjelasan respon dan signal yang dianalogikan sebagai gembok dan kunci. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://biologyinmotion.com/minilec/lock.html
(sumber : www.biologyinmotion.com)
- Biologi, penjelasan mengenai ATP dan penyimpanan energi. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://biologyinmotion.com/atp/index.html
(sumber : www.biologyinmotion.com)
- Biologi, penjelasan mengenai konsentrasi urine. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://biologyinmotion.com/nephron/index.html
(sumber : www.biologyinmotion.com)
4. Video
- Biologi, penjelasan mengenai prinsip replikasi DNA. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut : http://www.dnalc.org/resources/3d/DNAReplicationBasic_w_FX.html
(sumber : www.dnalc.org)
- Biologi, penjelasan mengenai sistem pencernaan. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://videos.howstuffworks.com/hsw/5826-digestive-system-final-stage-of-digestion-video.htm
- Biologi, rantai makanan di gurun. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://www.desertusa.com/video_pages/food_movie.html
(sumber : www.desertusa.com)
Alat-alat peraga pembelajaran yang sudah siap pakai juga banyak tersedia di internet, seperti di www.learningprops.com, www.alatperaga.com, www.peragapendidikan.com
Referensi :
http://www.tpamujahidin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=40:tetap-berprestasi-dengan-gaya-belajar-berbeda&catid=7:pendidikan&Itemid=10
http://en.wikipedia.org/wiki/Learning_style
http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi
http://mohkaris.blogspot.com/2009/07/definisi-animasi-flash.html
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2-no-2-mujahidin-agus.pdf
http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/10/ketika-dakon-menjadi-alat-peraga.html
http://www.peragapendidikan.com/sd_kit_ips.html
Artikel terkait:
Taksonomi Bloom: Mengembangkan Strategi Berpikir Berbasis TIK
Model Instrumen Pengukuran Standar Alat Peraga
Anda pernah dengar kata Evaluasi pembelajaran?
Konsep Evaluasi Pembelajaran
Dalam suatu pelaksanaan pembelajaran perlu adanya suatu cara untuk
mengetahui apakah hasil dalam pembelajaran tersebut sudah
efektif/berhasil atau masih kurang dari target yang sudah ditentukan.
Untuk mengetahui hal tersebut, perlu diadakannya suatu evaluasi
pembelajaran agar kita tahu bagaimana hasil dari proses pembelajaran
yang telah dilakukan, apakah sudah berhasil atau belum sesuai. Evaluasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan,
sedangkan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Sehingga evaluasi pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan yang
dilakukan guna memberi berbagi informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa.Tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran, pertama memberikan umpan balik kepada guru dan siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Kedua memberikan informasi kepada siswa tentang keberhasilannya dalam megajar dengan tujuan untuk mendalami, memperbaiki atau memperluas pengajarannya. Ketiga menentukan nilai hasil belajar siswa yang antara lain dibutuhkan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan naik kelas, dan peentun kelulusan siswa.
Jika kita rinci, evaluasi mempunyai peran dalam keputusan pembelajaran yakni keputusan individual, keputusan institusional (lembaga pendidikan), Keputusan didaktis (pemilihan stategi, pendekatan & Metode pembelajaran), Keputusan BK, keputusan managerial (administrasi), dan keputusan penelitian (perbaikan-perbaikan). Groundlund (1985:4, dalam evaluasi pembelajaran Dr. Y. Padmono, M.Pd) mengelompokkan peran evaluasi menjadi empat yaitu untuk memperbaiki belajar dan pembelajaran (memeperbaiki & Mengembangkan kurikulum yang akan datang, kedua pemberi tanda (status marking) dan peleporan pada orang tua tentang kemajua murid ketiga untuk penentuan bimbingan dan konseling, keempat untuk administrasi sekolah yaitu perbaikan tujuan-tujuan sekolah lain .
Evaluasi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yakni berdasarka tujuan, sasaran, lingkup kegiatan pembelajaran objek dan subjek. Berdasarkan tujuan yakni evaluasi diagnostic (kelemahan siswa), evaluasi selektif, evaluasi penempatan, evaluasi formatif memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar, dan evaluasi sumatif. Berdasarkan sasaran, evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi hasil atau produk, Evaluasi outcom atau lulusan. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan pembelajaran, evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan objek, evaluasi input, evaluasi tnsformasi, dan evaluasi output. Berdasarkan subjek, evaluasi internal, serta evaluasi eksternal.
Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan tes dan non tes. Untuk batasan te yang di kutip Arikunto (1990:29 dalam Evaluasi Pembelajaran Dr. Y Padmono, M.Pd) meyatakan tes adalah suatu alat yang sistematis yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Tes dapat dibedakan menjadi tes individual dan kelompok, tes tindakan tes verbal, dan tes esai. Untuk non tes antara lain skala bertingkat (rating scale), angket (questioner), daftar cek (checklist), wawancara (interview), pengamatan (observasi), sampel kerja (work sample), potofolio, log, dan evaluasi diri (self assessment).
INOVASI MODEL DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Pengajar,
desain pembelajaran, dan peserta didik adalah 3 (tiga) hal yang selalu
disebut saat kita ingin berbicara tentang proses pembelajaran. Mengapa
demikian ? karena sesungguhnya 3 (tiga) hal tersebutlah yang menjadi
motor dalam pergerakan sebuah roda pembelajaran.
Pengajar
disini dapat diartikan secara luas, apalagi dalam era internetisasi
saat ini. Salah satu dampak yang ditimbulkannya pada dunia pendidikan
adalah munculnya metode-metode pembelajaran secara elektronik (elearning atau online learning).
Hal tersebut akhirnya berimbas pada cara guru dalam menyampaikan atau
membahasakan materi di kelas, dari yang sebelumnya bertutur atau lisan
menjadi tulisan. Namun demikian, peran guru atau pengajar di kelas tidak
dapat tergantikan karena tidak semua peserta didik mampu belajar dan
memahami materi secara mandiri. Untuk mengatasinya adalah dengan cara
memblend antara metode klasikal dan elektronik (adanya hybrid instruction).
Menurut
Gagne, Briggs, & Wager (dalam Prawiradilaga, 2007) desain
pembelajaran membantu proses belajar seseorang, dimana proses belajar
itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang. Mereka percaya
proses belajar terjadi karena adanya kondisi-kondisi belajar, internal
maupun eksternal. Tapi menurut Kemp, Morrison, & Ross (dalam
Prawiradilaga, 2007) esensi disain pembelajaran mengacu pada keempat
komponen inti, yaitu siswa, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian.
Peserta
didik adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup
pembelajaran. Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang
lingkup dimana pembelajaran dilaksanakan, diantaranya : siswa untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa untuk jenjang
pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan untuk diklat.
Peserta didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran yang harus dithreat agar output dan outcomesnya
sesuai dengan yang dicanangkan institusi (khususnya) dan dunia
pendidikan Indonesia pada umumnya. Agar keluarannya dapat beradaptasi
dengan kemajuan zaman, maka sudah sepatutnya materi dan cara
pembelajarannyapun disesuaikan dengan dunia nyata juga. Hal tersebut
biasa dikenal dengan model pembelajaran inovatif.
Penilaianpun juga sudah melakukan terobosan atau inovasi. Terbukti, saat ini paper and pen
bukanlah satu-satunya cara untuk menilai keberhasilan belajar peserta
didik. Asesmen portofolio, autentik, dan lain-lain adalah sedikit dari
banyak inovasi cara menilai keberhasilan peserta didik yang lebih
menitikberatkan pada proses.
Kalo mau tahu versi lengkapnya silahkan di klik langsung attachmentnya aja yauw...
Kata kunci: cyber class
|
EVALUASI PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu.
Pertama,
dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua , dalam
proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab
terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu
dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi
sendiri.[1]
Proses
pembelajaran yang baik dapat dilakukan oleh siswa baik didalam maupun
diluar kelas, dan dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa
diharapkan mereka mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-
temannya secara baik dan bijak.
Evaluasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.
Untuk
memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian
skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan
atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara
pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pembelajaran ?
2. Mengapa adanya evaluasi pembelajaran ?
3. Apa jenis evaluasi pembelajaran ?
Dari
beberapa permasalahan tersebut diatas yang akan diangkat dan dibahas
dalam makalah ini adalah sejauh mana manfaat adanya evaluasi
pembelajaran dalam proses pembelajaran ?
C. Pembahasan
Evaluasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk
menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.[2]
Untuk
memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian
skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan
atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara
pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation)
kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi. Evaluasi
adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu
informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang
pembelajaran.
Tujuan
evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan
dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian
belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran
mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari
tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik,
selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari
sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks,
input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan
pelaporan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran
adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan
pencapaian hasil pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi kedua
hal tersebut pada gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran
1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
a. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b. Evaluasi Selektif
Evaluasi
selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c. Evaluasi Penempatan
Evaluasi
penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
e. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa.
2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran.
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi
yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan
b. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Evaluasi
yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
e. Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
3. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi
yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran,
strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi
yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis
besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi
hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
4.Jenis Evaluasi Berdasarkan Objek Dan Subjek Evaluasi[6]
a. Berdasarkan Objek
a.1.Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
a.2.Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
a.3.Evaluasi output
5.Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil
Pembelajaran Berdasarkan Subjek
a.Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
b.Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
Sesuai
dengan pengertian evaluasi, sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan beberapa instrumen
dan hasilnya, dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh
suatu kesimpulan. Artinya, dalam mengambil langkah untuk melaksanakan
evaluasi, tentunya diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu
objek dengan terus menerus diadakan instrumen-instrumen yang kemudian
dengan hasil instrumen tersebut diharapkan akan memperoleh sebuah
kesimpulan.
Pelaksanaan
evaluasi demikian sesuai dengan anjuran baginda Rosulullah dalam sabda
Beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut :
عن إسماعيل بن رجاء عن أبيه عن أبي سعيد وعن قيس بن مسلم عن طارق بن شهاب عن أبي سعيد الخدري قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
Artinya
: “ dari Ismail bin Roja’ dari bapaknya dari abu sa’id dan qois bin
muslim dari thoriq bin syihab dari abu sa’id al khudri berkata :
Rosulullah saw bersabda : barangsiapa melihat kemungkaran maka hendaknya
ia mengubahnya dengan tangannya apabila belum bisa, maka dengan
lidahnya, apabila belum juga bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu
adalah selemah-lemahnya iman.
(HR. Imam Muslim)
Hadits
diatas memperjelas kita tentang bagaimana terjadinya beberapa
instrument-instrumen evaluasi. Evaluasi dilaksanakan hendaknya
berulang-ulang. Sampai pada tingkat yang paling rendah misalnya dalam
sebuah evaluasi belajar adalah adanya remidi yang notabene dari
pelaksanaan remidi tersebut diharapkan dapat membuahkan hasil pada
peserta didik walaupun tingkat/kadar soal yang disampaikan diturunkan
kwalitasnya.
Manfaat dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran pada beberapa hal, diantaranya yang penting adalah:
1. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung dilaksanakan oleh pengajar.
2. Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran
3. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran.
Dengan
dilaksanakan evaluasi pembelajaran, maka tujuan, sasaran, subjek,
objek, kegiatan dan hasil pembelajaran dapat diketahui secara maksimal
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Serta sebagai bukti bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah sampai batas akhir dari sebuah periode pembelajaran.
Inspirasi
Pendidikan Untuk Anak-Anak
Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi anda semua :
Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika anak-anak hidup dengan keramahan, mereka belajar di dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup.
oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)
INSPIRASI
Inspirasi : Pendidikan untuk anak-anak
Mei 17, 2009 — Dadan Wahidin Ini saya posting tulisannya Dorothy L. Nolte tentang pendidikan untuk anak-anak.Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi anda semua :
Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika anak-anak hidup dengan keramahan, mereka belajar di dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup.
oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)