Lomba Pembuatan Video Animasi Berbasis Power Point

Pembuatan Video Animasi dalam Rangka Hut KKG PAI Provinsi Jawa Tengah

"Selamat Menyambut Hari Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1443 H"

" اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ (Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad) “Ya Allah berikanlah shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan atas keluarga junjungan kita Nabi Muhammad SAW”" Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 / 1443 H

Seleksi Calon Guru Penggerak

Calon Guru Penggerak

Windows 10

Trik membuat windows 10 lebih cepat bekerja

Pendidikan Karakter

Dimensi Pendidikan Karakter

Friday, October 28, 2011

Alat Peraga Pembelajaran

26 Oct
sumber : guru pembaharu.com
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat  alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai  dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi  seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk  visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
  • memecah  rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton
  • Membumbui pembelajaran dengan  humor untuk memperkuat minat siswa belajar.
  • menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
  • memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
  • melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.
Penggunaan alat peraga menunjang  prinsip pembelajaran yang efektif  (http://www.columbia.edu/cu/tat/handout15.html, 2009)  yang terkait pada upaya :
  1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan
  2. Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas
  3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran
  4. Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
  5. Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan
  6. Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
  7. Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis
  8. Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya belajar visual, audio, atau kinestetik. Masing-masing memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan salah satu indera mereka dalam belajar sehingga memerlukan metode mengajar yang berbeda. Namun demikian, guru harus mampu untuk mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar dalam menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam pelajaran sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis lainnya (wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu mengikuti dan melihat guru saat memberikan penjelasan. (www.tpamujahidin.com, 2009).
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras istilah-istilah sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok, mengadakan debat, mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan, penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran, menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses pengajaran menegaskan bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai  benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.
Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2009).
Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses. Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak (wikipedia, 2009).

Alat Peraga Pembelajaran

Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat  alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai  dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi  seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk  visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
  • memecah  rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton
  • Membumbui pembelajaran dengan  humor untuk memperkuat minat siswa belajar.
  • menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
  • memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
  • melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.
Penggunaan alat peraga menunjang  prinsip pembelajaran yang efektif  (http://www.columbia.edu/cu/tat/handout15.html, 2009)  yang terkait pada upaya :
  1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan
  2. Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas
  3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran
  4. Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
  5. Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan
  6. Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
  7. Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis
  8. Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya belajar visual, audio, atau kinestetik. Masing-masing memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan salah satu indera mereka dalam belajar sehingga memerlukan metode mengajar yang berbeda. Namun demikian, guru harus mampu untuk mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar dalam menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam pelajaran sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis lainnya (wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu mengikuti dan melihat guru saat memberikan penjelasan. (www.tpamujahidin.com, 2009).
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras istilah-istilah sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok, mengadakan debat, mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan, penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran, menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses pengajaran menegaskan bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih mudah dalam mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun akan lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai  benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet, maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.
Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2009).
Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses. Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak (wikipedia, 2009).
Berikut ini sekilas gambaran mengenai contoh-contoh alat peraga pembelajaran.
1. Bidang 2 dimensi
- Geografi, peta digital yang tersedia di internet. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut : http://maps.google.com/
peraga_map_google
(sumber: maps.google.com)
2. Bidang 3 dimensi
- Geografi, praktek pembuatan alat peraga tekanan udara. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut : http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2-no-2-mujahidin-agus.pdf
peraga_geografi
(sumber : jurnaljpi.files.wordpress.com)
-Matematika, dakon sebagai alat peraga pelajaran matematika
peraga_math
(sumber : http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/10/ketika-dakon-menjadi-alat-peraga.html)
-Berbagai bentuk bangun ruang sebagai alat peraga pelajaran matematika,
peraga_math2
(sumber : www.wb8.itrademarket.com)
-Berbagai bentuk bangun ruang sebagai alat peraga pelajaran biologi
peraga_sains
(sumber : www.wb8.itrademarket.com)
3. Animasi flash
- Biologi, penjelasan mengenai karakteristik enzim yang dibuat animasi. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut http://biologyinmotion.com/minilec/wrench.html
flash_bio1
(sumber : www.biologyinmotion.com)
- Biologi, penjelasan respon dan signal yang dianalogikan sebagai gembok dan kunci. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://biologyinmotion.com/minilec/lock.html
flash_bio2
(sumber : www.biologyinmotion.com)
- Biologi, penjelasan mengenai ATP dan penyimpanan energi. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://biologyinmotion.com/atp/index.html
flash_bio3
(sumber : www.biologyinmotion.com)
- Biologi, penjelasan mengenai konsentrasi urine. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://biologyinmotion.com/nephron/index.html
flash_bio4
(sumber : www.biologyinmotion.com)
4. Video
- Biologi, penjelasan mengenai prinsip replikasi DNA. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut : http://www.dnalc.org/resources/3d/DNAReplicationBasic_w_FX.html
video_bio1
(sumber : www.dnalc.org)
- Biologi, penjelasan mengenai sistem pencernaan. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://videos.howstuffworks.com/hsw/5826-digestive-system-final-stage-of-digestion-video.htm
- Biologi, rantai makanan di gurun. Selengkapnya dapat diunduh di link berikut :
http://www.desertusa.com/video_pages/food_movie.html
video_bio2
(sumber : www.desertusa.com)
Alat-alat peraga pembelajaran yang sudah siap pakai juga banyak tersedia di internet, seperti di www.learningprops.com, www.alatperaga.com, www.peragapendidikan.com
Referensi :
http://www.tpamujahidin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=40:tetap-berprestasi-dengan-gaya-belajar-berbeda&catid=7:pendidikan&Itemid=10
http://en.wikipedia.org/wiki/Learning_style
http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi
http://mohkaris.blogspot.com/2009/07/definisi-animasi-flash.html
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2-no-2-mujahidin-agus.pdf
http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/10/ketika-dakon-menjadi-alat-peraga.html
http://www.peragapendidikan.com/sd_kit_ips.html
Artikel terkait:
Taksonomi Bloom: Mengembangkan Strategi Berpikir Berbasis TIK
Model Instrumen Pengukuran Standar Alat Peraga

Anda pernah dengar kata Evaluasi pembelajaran?

Konsep Evaluasi Pembelajaran
Dalam suatu pelaksanaan pembelajaran perlu adanya suatu cara untuk mengetahui apakah hasil dalam pembelajaran tersebut sudah efektif/berhasil atau masih kurang dari target yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu diadakannya suatu evaluasi pembelajaran agar kita tahu bagaimana hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, apakah sudah berhasil atau belum sesuai. Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan, sedangkan pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sehingga evaluasi pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan guna memberi berbagi informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa.
Tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran, pertama memberikan umpan balik kepada guru dan siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Kedua memberikan informasi kepada siswa tentang keberhasilannya dalam megajar dengan tujuan untuk mendalami, memperbaiki atau memperluas pengajarannya. Ketiga menentukan nilai hasil belajar siswa yang antara lain dibutuhkan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan naik kelas, dan peentun kelulusan siswa.
Jika kita rinci, evaluasi mempunyai peran dalam keputusan pembelajaran yakni keputusan individual, keputusan institusional (lembaga pendidikan), Keputusan didaktis (pemilihan stategi, pendekatan & Metode pembelajaran), Keputusan BK, keputusan managerial (administrasi), dan keputusan penelitian (perbaikan-perbaikan). Groundlund (1985:4, dalam evaluasi pembelajaran Dr. Y. Padmono, M.Pd) mengelompokkan peran evaluasi menjadi empat yaitu untuk memperbaiki belajar dan pembelajaran (memeperbaiki & Mengembangkan kurikulum yang akan datang, kedua pemberi tanda (status marking) dan peleporan pada orang tua tentang kemajua murid ketiga untuk penentuan bimbingan dan konseling, keempat untuk administrasi sekolah yaitu perbaikan tujuan-tujuan sekolah lain .
Evaluasi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yakni berdasarka tujuan, sasaran, lingkup kegiatan pembelajaran objek dan subjek. Berdasarkan tujuan yakni evaluasi diagnostic (kelemahan siswa), evaluasi selektif, evaluasi penempatan, evaluasi formatif memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar, dan evaluasi sumatif. Berdasarkan sasaran, evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi hasil atau produk, Evaluasi outcom atau lulusan. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan pembelajaran, evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan objek, evaluasi input, evaluasi tnsformasi, dan evaluasi output. Berdasarkan subjek, evaluasi internal, serta evaluasi eksternal.
Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan tes dan non tes. Untuk batasan te yang di kutip Arikunto (1990:29 dalam Evaluasi Pembelajaran Dr. Y Padmono, M.Pd) meyatakan tes adalah suatu alat yang sistematis yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat. Tes dapat dibedakan menjadi tes individual dan kelompok, tes tindakan tes verbal, dan tes esai. Untuk non tes antara lain skala bertingkat (rating scale), angket (questioner), daftar cek (checklist), wawancara (interview), pengamatan (observasi), sampel kerja (work sample), potofolio, log, dan evaluasi diri (self assessment).

INOVASI MODEL DAN EVALUASI PEMBELAJARAN



Blog EntriFeb 23, '08 2:35 PM
untuk semuanya
Pengajar, desain pembelajaran, dan peserta didik adalah 3 (tiga) hal yang selalu disebut saat kita ingin berbicara tentang proses pembelajaran. Mengapa demikian ? karena sesungguhnya 3 (tiga) hal tersebutlah yang menjadi motor dalam pergerakan sebuah roda pembelajaran.
Pengajar disini dapat diartikan secara luas, apalagi dalam era internetisasi saat ini. Salah satu dampak yang ditimbulkannya pada dunia pendidikan adalah munculnya metode-metode pembelajaran secara elektronik (elearning atau online learning). Hal tersebut akhirnya berimbas pada cara guru dalam menyampaikan atau membahasakan materi di kelas, dari yang sebelumnya bertutur atau lisan menjadi tulisan. Namun demikian, peran guru atau pengajar di kelas tidak dapat tergantikan karena tidak semua peserta didik mampu belajar dan memahami materi secara mandiri. Untuk mengatasinya adalah dengan cara memblend antara metode klasikal dan elektronik (adanya hybrid instruction).
Menurut Gagne, Briggs, & Wager (dalam Prawiradilaga, 2007) desain pembelajaran membantu proses belajar seseorang, dimana proses belajar itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang. Mereka percaya proses belajar terjadi karena adanya kondisi-kondisi belajar, internal maupun eksternal. Tapi menurut Kemp, Morrison, & Ross (dalam Prawiradilaga, 2007) esensi disain pembelajaran mengacu pada keempat komponen inti, yaitu siswa, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian.
Peserta didik adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup pembelajaran. Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang lingkup dimana pembelajaran dilaksanakan, diantaranya : siswa untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa untuk jenjang pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan untuk diklat.
Peserta didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran yang harus dithreat agar output dan outcomesnya sesuai dengan yang dicanangkan institusi (khususnya) dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Agar keluarannya dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman, maka sudah sepatutnya materi dan cara pembelajarannyapun disesuaikan dengan dunia nyata juga. Hal tersebut biasa dikenal dengan model pembelajaran inovatif.
Penilaianpun juga sudah melakukan terobosan atau inovasi. Terbukti, saat ini paper and pen bukanlah satu-satunya cara untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik. Asesmen portofolio, autentik, dan lain-lain adalah sedikit dari banyak inovasi cara menilai keberhasilan peserta didik yang lebih menitikberatkan pada proses.
Kalo mau tahu versi lengkapnya silahkan di klik langsung attachmentnya aja yauw...
Lampiran:Metode modern.zip

EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua , dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa , yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.[1]
Proses pembelajaran yang baik dapat dilakukan oleh siswa baik didalam maupun diluar kelas, dan dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa diharapkan mereka mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman- temannya secara baik dan bijak.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pembelajaran ?
2. Mengapa adanya evaluasi pembelajaran ?
3. Apa jenis evaluasi pembelajaran ?
Dari beberapa permasalahan tersebut diatas yang akan diangkat dan dibahas dalam makalah ini adalah sejauh mana manfaat adanya evaluasi pembelajaran dalam proses pembelajaran ?
C. Pembahasan
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.[2]
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi. Evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi kedua hal tersebut pada gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
1. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
a. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
e. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa.
2. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran.
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
b. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
e. Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
3. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
4.Jenis Evaluasi Berdasarkan Objek Dan Subjek Evaluasi[6]
a. Berdasarkan Objek
a.1.Evaluasi Input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap, keyakinan.
a.2.Evaluasi Transformasi
Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain.
a.3.Evaluasi output
5.Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil
Pembelajaran Berdasarkan Subjek
a.Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
b.Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
Sesuai dengan pengertian evaluasi, sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan beberapa instrumen dan hasilnya, dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Artinya, dalam mengambil langkah untuk melaksanakan evaluasi, tentunya diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu objek dengan terus menerus diadakan instrumen-instrumen yang kemudian dengan hasil instrumen tersebut diharapkan akan memperoleh sebuah kesimpulan.
Pelaksanaan evaluasi demikian sesuai dengan anjuran baginda Rosulullah dalam sabda Beliau yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut :
عن إسماعيل بن رجاء عن أبيه عن أبي سعيد وعن قيس بن مسلم عن طارق بن شهاب عن أبي سعيد الخدري قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
Artinya : “ dari Ismail bin Roja’ dari bapaknya dari abu sa’id dan qois bin muslim dari thoriq bin syihab dari abu sa’id al khudri berkata : Rosulullah saw bersabda : barangsiapa melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya apabila belum bisa, maka dengan lidahnya, apabila belum juga bisa maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.
(HR. Imam Muslim)
Hadits diatas memperjelas kita tentang bagaimana terjadinya beberapa instrument-instrumen evaluasi. Evaluasi dilaksanakan hendaknya berulang-ulang. Sampai pada tingkat yang paling rendah misalnya dalam sebuah evaluasi belajar adalah adanya remidi yang notabene dari pelaksanaan remidi tersebut diharapkan dapat membuahkan hasil pada peserta didik walaupun tingkat/kadar soal yang disampaikan diturunkan kwalitasnya.
Manfaat dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran pada beberapa hal, diantaranya yang penting adalah:
1. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung dilaksanakan oleh pengajar.
2. Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran
3. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas keluaran.
Dengan dilaksanakan evaluasi pembelajaran, maka tujuan, sasaran, subjek, objek, kegiatan dan hasil pembelajaran dapat diketahui secara maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Serta sebagai bukti bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah sampai batas akhir dari sebuah periode pembelajaran.

Inspirasi

Pendidikan Untuk Anak-Anak

Ini saya posting tulisannya Dorothy L. Nolte tentang pendidikan untuk anak-anak.
Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi anda semua :
Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika anak-anak hidup dengan keramahan, mereka belajar di dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup.
oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)

INSPIRASI

Inspirasi : Pendidikan untuk anak-anak

Ini saya posting tulisannya Dorothy L. Nolte tentang pendidikan untuk anak-anak.
Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi anda semua :
Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika anak-anak hidup dengan keramahan, mereka belajar di dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup.
oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)

Thursday, September 22, 2011

Kempulan Makalah

AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad sholalallohu 'alaihi wasallam. Dengan Islam, Allah mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambanya. Dengan Islam pula, Allah menyempurnakan kenikmatan-Nya, dan meridhoi Islam sebagai agamanya. Oleh karena itu tidak ada lain yang patut diterima selain Islam.
Islam adalah agama yang sempurna, yang dengannya Allah SWT, muliakan manusia. Dan dengan islam pula terwujudnya kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Allah Azza wa jalla telah menciptakan alam ini, dan menjadikan setiap makhluk yang ada di dalamnya tunduk kepada sunnatullah (hukum Allah) atau tabiat yang berlaku atasnya. Allah mewujudkan kehendak-Nya, oleh karena itu segala sesuatu yang telah ditetapkan atasnya hukum Allah tersebut, tidak bisa di ubah kecuali hanya dengan perintah.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, kami dapat merumuskan masalah dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari agama islam?
2. Bagaimana ruang lingkup agama islam?
3. Apa saja sumber hukum agama islam?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama Islam
Kata Islam berasal dari bahasa Arab: ‘aslama, yuslimu, islaman’ yang berarti tunduk, patuh, menyerahkan diri. Kata Islam terambil dari kata dasar salama atau salima yang artinya selamat, sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Dari kata salama itu juga terbentuk kata salmun, silmun artinya damai patuh dan menyerahkan diri. Sedangkan kata agama menurut Al-Qur’an banyak digunakan kata din, istilah lain juga digunakan oleh Al-Qur’an misalnya millah, shalat.
Dalam Al-Qur’an kata din mempunyai arti yang berbeda-beda, di antaranya:
1. Din berarti “agama” dalam surat Al-Fath ayat 28:
               
Artinya: “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.”

2. Din berarti “ibadah” dalam surat Al-Mu’min ayat 14:
        
Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya)”.


3. Din berarti “kekuatan” dalam surat Luqman ayat 32:
  •       ... 
Artinya: “Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”.

Agama Islam merupakan agama samawi yang terkandung dalam Al-Quran, yang dianggap penganutnya sebagai kalam Allah, kata demi kata, serta ajaran dan contoh normatif nabi terakhir Nabi Muhammad SAW., seorang tokoh politik dan keagamaan Arab abad ke-7. Perkataan Islam bermaksud "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Seorang penganut Islam dikenali sebagai Muslim, bermaksud "seorang yang tunduk (kepada Allah)".
Orang muslim percaya bahwa Allah itu Esa dan tujuan hidup ialah untuk menyembah Tuhan. Muslim juga percaya bahwa Islam merupakan versi lengkap dan sejagat kepercayaan monoteistik ajaran Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan lain-lain nabi. Nabi Muhammad SAW bukanlah pengasas agama baru, sebaliknya menjadi pemulih keimanan monoteistik ajaran nabi-nabi terdahulu. Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Nasrani memutarbalikkan wahyu yang Allah berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan tafsiran palsu, atau kedua-duanya.
Amalan keagamaan Islam termasuklah Rukun Islam, yang merupakan lima tanggung jawab yang menyatukan Muslim ke dalam sebuah masyarakat. Selain itu, terdapat syariat Islam yang menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktek seperti hukum pemakanan dan perbankan kepada jihad dan zakat.

B. Ruang Lingkup Agama Islam
Secara garis besarnya ruang lingkup agama Islam mencakup:
1. Hubungan Manusia dengan Penciptaan-Nya (Allah SWT)
Firman Allah:
      
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Hubungan manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat (berkepentingan) kepada siapapun, pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptaannya yaitu Fitrah (kesucian)-Nya agar kehidupan manusia diridhai oleh Allah SWT.

2. Hubungan Manusia dengan Manusia
Agama islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan gambaran tentang ajaran-ajaran yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara sesama manusia.
Firman Allah:
...           •   •    
Artinya: “...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”


3. Hubungan Manusia dengan Makhluk Lainnya/Lingkungannya
Dalam ayat suci Al-Qur’an terdapat sejumlah pernyataan yang mendudukan manusia sebagai makhluk pilihan, makhluk berkualitas tinggi, makhluk kreatif dan produktif. Dengan sederet istilah; sebagai khalifah di bumi, sebagai makhluk yang diunggulkan, sebagai pewaris kekayaan bumi, sebagai penakluk sumber daya alam, sebagai pengemban amanat dan lain-lain.
Seluruh benda-benda yang diciptakan Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi manusia. Alam raya ini wujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptakan oleh Allah SWT dengan sengaja dan dengan hak.
Firman Allah:

         ... 
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak...”

Setelah manusia diciptakan, Allah memberikan manusia dengan pengetahuan dan pengertian unsur dari alam semesta agar dapat menggali dan memanfaatkan kekayaan yang ada di bumi dan ada di langit bagi kesejahteraan hidupnya. Kekayaan pengetahuan inilah yang mengangkat kedudukan manusia di atas makhluk lainnya. Sehingga tugas manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang ada di bumi, yaitu untuk memelihara dan melestarikan alam semesta ini agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidupnya .


C. Sumber Hukum Islam
1. Al-Qur’an
Allah SWT memilih beberapa nama bagi wahyu-Nya, yang berbeda sekali dari bahasa yang biasa digunakan masyarakat Arab untuk penamaan sesuatu. Nama-nama itu mengandung makna yang berbias dan memiliki akar kata. Di antara beberapa nama itu yang paling terkenal ialah Al-Kitab dan Al-Qur’an.
Wahyu dinamakan al Kitab yang menunjukkan pengertian bahwa wahyu itu dirangkum dalam bentuk tulisan yang merupakan kumpulan huruf-huruf dan menggambarkan ucapan (lafadz) adapun penamaan wahyu itu dengan Al-Qur’an memberikan pengertian bahwa wahyu itu tersimpan di dalam dada manusia mengingat nama Al-Qur’an sendiri berasal dari kata qira’ah (bacaan) dan di dalam qira’ah terkandung makna: agar selalu diingat. Wahyu yang diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas itu telah ditulis dengan sangat hati-hati agar terpelihara secara ketat, serta untuk mencegah kemungkinan terjadinya manipulasi oleh orang-orang yang hendak menyalah artikan atau usaha mereka yang hendak mengubahnya. Tidak seperti kitab-kitab suci lain di mana wahyu hanya terhimpun dalam bentuk tulisan saja atau hanya dalam hafalan saja, tetapi penulisan wahyu yang satu ini didasarkan pada isnad yang mutawatir (sumber-sumber yang tidak diragukan kebenarannya) dan isnad yang mutawatir itu mencatatnya dengan jujur dan cermat.
Secara etimologis, Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a”, yaqra’u, qiraa’atan atau qur’aanan yang berarti mengumpulkan (al jam’u) dan menghimpun (al dlammu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur.


Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an menurut beberapa ulama adalah:
a. Ulama Ushul fiqh, Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, tertulis dalam mushaf, dimulai dari surat al fatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.
b. Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan Al-Qur’an sebagai firman Allah yang diturunkan melalui Ruhul Amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah dalam membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir.
c. Syaikh Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an sebagai kalam mulia yang diturunkan oleh allah kepada Nabi yang paling sempurna (Muhammad) ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber yang mulai yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.
Surah pertama dalam manuskrip Al-Qur'an oleh Khattat Aziz Efendi Muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa kitab suci yang diturunkan Allah kepada nabi-nabinya, dengan Al-Quran sebagai kitab terakhir. Mereka juga mempercayai kandungan kitab-kitab sebelum Al-Quran, Taurat dan Injil, telah dipesongkan-sama ada dari segi tafsiran, teks, atau keduanya. Muslim menganggap Al-Qur'an sebagai kata sebenar Allah; ia adalah pusat teks keagamaan Islam yang diturunkan dalam bahasa Arab. Muslim percaya bahwa ayat Al-Qur'an telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Allah melalui malaikat Jibril pada banyak peristiwa antara 610 dan kewafatan baginda pada 8 Juni 632. Al-Qur'an dilaporkan telah ditulis oleh sahabat Nabi semasa baginda masih hidup, namun cara utama penyampaian ialah melalui lisan. Ia telah disusun pada zaman khalifah pertama Abu Bakar As-Siddiq, dan telah dipiawaikan di bawah pentadbiran khalifah ketiga Uthman bin Affan.
Al-Qur'an dibahagikan kepada 114 surah, atau bab, yang apabila digabungkan, mengandungi 6,236 ayat. Surah lebih awal secara kronologinya, diturunkan di Makkah, menekankan topik etika dan kerohanian. Surah Madaniyyah berikutnya kebanyakannya membincangkan isu sosial dan moral yang berkaitan dengan masyarakat Muslim. Al-Qur'an lebih menekankan panduan moral berbanding ajaran undang-undang, dan dianggap "buku sumber prinsip dan nilai Islam". Pakar undang-undang Muslim merujuk hadith, atau rekod bertulis kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai tambahan kepada Al-Qur'an dan untuk membantu menafsirkannya. Sains ulasan dan takwil Al-Qur'an dikenali sebagai tafsir.
2. Hadits Nabi
Muslim mengakui para nabi dan rasul sebagai manusia yang dipilih Tuhan untuk menjadi utusan-Nya. Menurut Al-Qur'an, semua nabi merupakan manusia dan bukan Tuhan, walaupun sesetengah mereka mendapat mukjizat yang membuktikan kenabian mereka. Teologi Islam menyatakan semua rasul menyampaikan pesanan Islam penyerahan kepada kehendak Tuhan. Al-Qur'an menyebut nama beberapa orang yang dianggap nabi, termasuk Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa. Muslim juga percaya bahwa Allah menghantar Nabi Muhammad SAW (Penutup segala Nabi) untuk menyebarkan pesanan ketuhanan ke seluruh alam (untuk menyimpulkan dan memuktamadkan kata Tuhan), sedangkan rasul-rasul sebelum baginda dihantar kepada puak atau kaum tertentu sahaja.
Dalam Islam, contoh "normatif" kehidupan Nabi Muhammad SAW dipanggil Sunnah (harfiahnya "kebiasaan"). Contoh ini dipelihara dalam tradisi yang dikenali sebagai hadits ("laporan"), yaitu rekod kata, perbuatan, dan perwatakan pribadi baginda. Muslim digalakkan untuk mencontohi perbuatan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan harian mereka, dan sunnah dilihat sebagai penting kepada panduan tafsiran Al-Qur'an. Sehingga hadits merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-Qur’an.
3. Ijtihad
Menurut bahasa ijtihad berarti sungguh-sungguh, rajin, giat, atau mencurahkan kemampuannya daya upaya atau usaha keras, berusaha keras untuk mencapai atau memperoleh sesuatu. Menurut istilah ijtihad adalah suatu upaya pemikiran yang sungguh-sungguh untuk menegaskan prasangka kuat atau dhon yang didasarkan suatu petunjuk yang berlaku atau penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan suatu yang terdekat dengan Kitabullah dan Sunah Rasulullah SAW.
Ruang lingkup ijtihad ialah furu' dan dhoniah yaitu masalah-masalah yang tidak ditentukan secara pasti oleh nash Al-Qur'an dan Haditst. Hukum islam tentang sesuatu yang ditunjukkan oleh dalil Dhoni atau ayat-ayat Al-qur'an dan Hadits yang statusnya dhoni dan mengandung penafsiran serta hukum islam tentang sesuatu yang sama sekali belum ditegaskan atau disinggung oleh Al-Qur'an, Hadits, maupan ijma' para ulama' serta yang dikenal dengan masail fiqhiah dan waqhiyah.
Ijtihad bisa sumber hukumnya dari al-qur'an dan al-hadits yang menghendaki digunakannya ijtihad. Adapun dasar ijtihad adalah:
a. Firman Allah dalam Surat An-Nisa' Ayat 59
                   ... 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah allah dan taatilah rasul dan orang-orang yang memegang kekuasaan di antara kamu kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada allah (alqur'an dan sunnah nabi).”

b. Sabda Rasullullah Saw, yang artinya “dari mu'adz bin jabal ketika nabi Muhammad SAW mengutusnya ke Yaman untuk bertindak sebagai hakim beliau bertanya kepada mu'adz apa yang kamu lakukan jika kepadamu diajukan suatu perkara yang harus di putuskan? Mua'dz menjawab, "aku akan memutuskan berdasarkan ketentuan yang termaktuk dalam kitabullah" nabi bertanya lagi "bagaimana jika dalam kitab allah tidak terdapat ketentuan tersebut?" mu'adz menjawab, " dengan berdasarkan sunnah Rasulullah". Nabi bertanya lagi, "bagaimana jika ketenyuan tersebut tidak terdapat pula dalam sunnah Rasullullah?" mu'adz menjawab, "aku akan menjawab dengan fikiranku, aku tidak akan membiarkan suatu perkara tanpa putusan" , lalu mu'adz mengatakan, " Rasullulah kemudian menepuk dadaku seraya mengatakan, segala puji bagi Allah yang telah memberikan pertolongan kepada utusanku untuk hal yang melegakan".
c. Sabda Rasulullah SAW yang artinya: "bila seorang hakim akan memutuskan masalah atau suatu perkara, lalu ia melakukan ijtihad, kemudian hasilnya benar, maka ia memperoleh pahala dua (pahala ijtihad dan pahala kebenaran hasilnya). Dan bila hasilnya salah maka ia memperoleh satu pahala (pahala melakukan ijtihad)
d. Ijtihad seorang sahabat Rasulullah SAW, Sa'adz bin Mu'adz ketika membuat keputusan hukum kepada bani khuroidhoh dan Rasulullah membenarkan hasilnya, beliau bersabda "Sesungguhnya engkau telah memutuskan suatu terhadap mereka menurut hukum Allah dari atas tujuh langit".
e. Firman Allah yang artinya : "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang. Katakanlah, hanya rampasan perang itu keputusan Allah dan Rasul sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan taatilah kepada Allah dan Rasulnya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (Al-Anfal:1)
f. Fiman Allah yang artinya : "Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampan perang maka sesungguhnya setengah untuk Allah, Rasul, Kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil. Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami Muhammad dari hari furqan yaitu bertemunya dua pasukan. Dan Allah maha kuasa atau segala sesuatu". (Al- Anfal:41).



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tentang “Agama Islam” yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Agama adalah mutlak ciptaan Allah SWT yang hakiki oleh karena itu agama dijamin akan kefitrahannya, kemurniannya, kebenarannya, kekekalannya, dan konstanta atau tidak dapat dirubah oleh manusia sampai kapan pun. Dalam konteks pelaksanaannya, agama islam lebih berpedoman pada hukum, baik itu dari Al-Qur’an, Hadits maupun Ijtihad.
Agama islam sendiri mempunyai arti penyelamat. Bahwasannya agama ini merupakan penyempurna dari agama-agama yang lain sebelum adanya Islam. Dalam cakupannya, agama Islam terdiri dari beberapa hubungan, yaitu hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya.

B. Penutup
Demikian uraian makalah yang telah kami paparkan, melalui makalah ini tentunya kami masih banyak kekurangan, khususnya dalam penulisan maupun penyusunannya, kami mohon kritik dan saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Harahap, dkk., (1997), Islam dan Lingkungan Hidup, Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy.
Departemen Agama RI, (2006), Al Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Diponegoro.
“Hadits”, Encyclopaedia Britannica Online.
http://www.scribd.com/doc/41660593/Makalah-Ijtihad.html.
J. Jomier Gardet, Islam, Encyclopaedia of Islam Online.
Muhaimin, (1994), “Dimensi-dimensi Studi Islam”, Surabaya : Karya Abditama.
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry, (2007), Kesempurnaan Agama Islam, Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah.
Muhammad Tholhah Hasan, (2003), Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press.
“Qur'an”, Encyclopaedia Britannica Online.
Subhi As Shalih, “Mabahis fi Ulumil-Qur’an”, Darul- Ilm Lil-Malayin: Beirut, Libanon.
Syafe’i, Rachmat, (1999), Ilmu Ushul Fiqh, Bandung: CV.Pustaka Setia.
"Tafsir". Encyclopaedia Britannica Online.
Ten Misconceptions About Islam, Compendium of Muslim Texts, USC-MSA.